Kabogor.id - Kepala Seksi Data dan
Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Hadi Saputra, menghimbau masyarakat
Bogor untuk menghemat air. Pasalnya, Bogor termasuk satu dari 12 Kota atau
Kabupaten di Jawa Barat yang disinyalir dilanda kekeringan ekstrim.
"Sedangkan untuk wilayah Bogor sendiri, berdasarkan data kami ada satu wilayah yang mengalami kekeringan cukup parah yakni Kecamatan Jonggol serta beberapa wilayah di Kabupaten Bogor bagian timur," jelasnya.
Pihaknya
mengimbau kepada masyarakat agar dapat mengantisipasinya dengan cara tidak
melakukan pemborosan air alias menghemat. Disarankan untuk tidak menanam padi
atau tumbuhan lain yang membutuhkan banyak air. Sebab potensi kekeringan
ekstrim ini diperkirakan akan terjadi sampai November.
"Status tanggap darurat mulai 1 Agustus sampai 30 Oktober. Berdasarkan data Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga, Bogor juga tingkat kekeringan terparah ada di Jonggol," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor, Dede Armansyah.
Dampak kekeringan yang sering dikeluhkan masyarakat itu diantaranya, kekurangan air bersih dan kebakaran. Maka dari itu, pihaknya juga telah mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasinya, khususnya terkait kebakaran agar tidak membakar sampah atau kegiatan lain yang dapat memercikan api besar selama tiga bulan ini.
Kemarau tahun ini
bakal lebih kering, lanjut Hardi, akibat tidak adanya hujan yang mengguyur di
beberapa wilayah tadi. "Biasanya meski di musim kemarau tetap ada hujan,
tapi dua bulan ke belakang ini tidak ada hujan sama sekali, terutama di wilayah
yang telah dipetakan," ujarnya.
Menanggapi perkiraan cuaca kemarau yang berpotensi kekeringan ekstrim, Pemkab Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten menetapkan status tanggap darurat.
Sementara itu,
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti
Nurianti menyebutkan ada sekitar 600 hektar sawah di wilayah Kecamatan Jonggol
dan Cariu yang terancam gagal panen.
"Jika dalam dua bulan ke depan hujan tak kunjung turun. Maka potensi kerugian akibat gagal panen cukup besar yakni mencapai Rp3 miliar," katanya.
"Penetapan status
tersebut didasari atas analisis curah hujan dalam tiga bulan kedepan. Ada 12 wilayah
di Jawa Barat yang berpotensi kekeringan ekstrim, salah satunya di Kabupaten
Bogor," kata Hadi Saputra.
Selain, Kabupaten Bogor,
daerah lain bakal dan sudah mengalami dampak kekeringan akibat kemarau yakni
Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Majalengka,
Cianjur, Sukabumi, dan Indramayu.
Terlebih, hingga saat ini
dilaporkan sudah ada, tujuh kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami
kesulitan air atau kekeringan parah.
Pihaknya mencatat tujuh
kecamatan yang mengalami kekeringan parah itu yakni Jonggol, Tanjungsari,
Cariu, Tenjo, Gunungsindur, Parungpanjang dan Rumpin.
"Tingkat kekeringannya
berbeda. Sehingga perlu ada peningkatan status supaya kita bisa kerahkan
seluruh potensi yang ada. Bahkan bekerja sama dengan pihak swasta,"
paparnya. (Gusagus)
Posting Komentar untuk "Masyarakat Bogor Diimbau Hemat Air, Karena Potensi Kemarau yang Cukup Panjang"