Kabogor.id - Baru-baru ini media kembali dihebohkan dengan kelakuan para remaja yang tidak sewajarnya dan di luar norma. Sebanyak 37 pasangan anak SMP mengadakan pesta seks di hotel, petugas menemukan barang bukti berupa kondom, obat kuat dan miras (Tribuntimur.com, 10/07/20).
Hal ini dinilai sangat tidak wajar dan merusak generasi, padahal mereka baru SMP tapi sudah melakukan pergaulan bebas. Anak-anak seusia itu harusnya mempersiapkan diri untuk menjadi penerus generasi yang akan membawa kebangkitan bagi umat. Mereka seharusnya ditempa dan menempa diri dengan tsaqafah Islam dan ilmu-ilmu yang bermanfaat sebagai bekal untuk menjadi pemimpin masa depan.
Hal ini terjadi, tentu bukan salah mereka seutuhnya tapi ada lost control dari pihak-pihak yang berwenang dalam menjaga mereka untuk kemudian menjadi umat yang bermartabat, terhormat, dan berwibawa. Tentu salah asuhan dan pola didik yang keliru, menjadi pemicu utama hingga akhirnya mereka terjerat ke lembah nista.
Didikan orang tua dan sistem pendidikan yang diterapkan, tentu menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian bagi setiap anak. Orang tua harus mempersiapkan diri dan mampu memberikan pendidikan yang terbaik bagi setiap anak yang sudah Allah Swt anugerahi pada mereka, karena sejatinya setiap anak terlahir dalam keadaan suci dan orangtuanya lah yang akan membentuk anak-anak mereka untuk dididik menjadi pribadi yang bagaimana dan seperti apa.
Sedangkan sistem pendidikan tentunya tidak berjalan sendiri tapi sepaket dengan sistem aturan yang diterapkan oleh suatu negara agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai optimal.
Pendidikan yang baik tentu terlahir dari sistem aturan yang benar, sehingga melahirkan kurikulum yang benar pula yang tentu berlandaskan akidah yang benar, yaitu Islam.
Generasi hari ini mesti dipersiapkan menjadi generasi yang mampu menjadi pemimpin di masa yang akan datang, yang mampu membawa perubahan serta kebangkitan bagi umat. Sehingga harus dipupuk akidah yang kuat dan benar dalam diri mereka agar tak tergerus pada perilaku menyimpang, pergaulan bebas, dan hal lain yang akan merugikan mereka.
Pendidikan yang diajarkan pada mereka adalah pendidikan yang berpijak pada akidah Islam yang tidak memisahkan agama dari kehidupan. Tapi mereka belajar, menuntut ilmu adalah dalam rangka menunaikan kewajiban pada Sang Illahi Rabbi. Mereka juga harus memahami tentang pola kehidupan dan interaksi sosial yang benar sesuai rambu-rambu syariat. Media yang disuguhkan pada generasi adalah media yang mendukung mereka untuk berperilaku benar bukan malah menjerumuskan. Serta harus ada sanksi yang jelas dan tegas atas setiap pelanggaran agar dapat memutus pelanggaran-pelanggaran berikutnya.
Itulah yang mesti dilakukan agar remaja dan generasi tidak lagi menjadi korban dari penerapan sistem yang keliru. Bila hal itu tidak dilakukan maka kehancuran lah yang akan terus terjadi baik bagi para remaja, negara, bangsa atau bahkan peradaban.
Lirik saja pada sejarah, bagaimana saat penerapannya dulu, Daulah Islam mampu menciptakan para ilmuwan, intelektual, cendekiawan, ulama atau pemimpin yang berkualitas. Semua tak lepas dari andil orang tua dan sistem Islam yang menaungi mereka. Mereka diajarkan tsaqafah Islam, berbagai ilmu kehidupan, bekal kepemimpinan, dan segala hal yang dirasa perlu untuk menjadi seseorang yang benar-benar bermanfaat bagi peradaban Islam bahkan hingga saat ini. [Penulis: Mila Sari, S.Th.I -
Kontributor Media, #GuruMuslimahInspiratif ]
Posting Komentar untuk "Generasi Rusak, Salah Siapa?"