Tausiyah MUI Pusat Tentang Bencana Alam Di NTT

 


Kabogor.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai dampak cuaca ekstrem yang mempengaruhi Siklon Tropis Seroja yang terjadi pada hari Minggu,  4 April 2021. Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota; Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat,   Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor. Kerugian akibat bencana   diantaranya   1.962  satuan rumah terdampak,   119 unit rumah rusak berat,   118 unit rumah rusak sedang,  dan 34 unit rumah rusak Ringan. Sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit rusak berat, 1 rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak.


Menurut data BNPB berdasarkan siaran Kantor Berita Antara pada 6 April 2021, tercatat korban bencana alam di NTT sebanyak 128 warga meninggal dunia, dan korban hilang   sebanyak   72   orang.   Sebanyak 2.019   kepala keluarga  atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 kepala kelurga  atau 2.683 warga lainnya terdampak.  MUI mengimbau pada masyarakat luas,   khususnya umat Islam dan para aghniya (dermawan) agar mengulurkan tangan guna meringankan beban masyarakat  terdampak akibat bencana.  Saluran bantuan dapat disalurkan melalui berbagai lembaga yang kredibel dan dipercaya.

 

MUI menyampaikan duka yang mendalam atas banyaknya korban jiwa dalam bencana alam di NTT. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, sebenarnya kita semua milik Allah swt dan kepada-Nya kita akan kembali.   Bencana ini  semua   merupakan musibah, ujian (bala ')  atau cobaan (fitnah).   Bagi masyarakat NTT yang terdampak bencana , diharapkan untuk bersabar, ridha, dan berserah diri kepada Allah, sendiri-sendiri seraya berdoa memohon kekuatan dalam menghadapinya.

 

Selain itu, bencana ini merupakan peringatan untuk kita semua agar senantiasa mawas diri, berserah  diri,   dan   memperbaiki   diri.   Wajarlah   kiranya   pada   saat terjadi   bencana,   Islam mengajarkan agar manusia selalu melakukan introspeksi diri, melakukan muhasabah,   atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.   Hadits dari Sahal bin Sa'd, beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Berhati-hatilah dari dosa-dosa yang dianggap remeh,   karena permisalan dosa-dosa yang menyatakan remeh ibarat suatu kafilah safar yang bermalam di sebuah lembah, setiap orang mengumpulkan sebuah kayu bakar. Hingga mereka DAPAT memasak roti mereka. Sesungguhnya dosa-dosa yang   dianggap  remeh   itu   dapat   membinasakan pelakunya (dan orang   lain yang tidak membiarkannya). "

Pembiaran manakala sudah dianggap umum dan biasa, maka akan menjadi bencana alam (nasional). Bencana alam yang disebabkan hal-hal yang disebabkan dosa-dosa kecil yang diremehkan dan tidak disangkanya. Allah subhanahu wata'ala   berfirman dalam QS. Al Anfal Ayat 25: "Dan peliharalah   dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya",

 

Bisa jadi, bencana alam muncul karena ada faktor perilaku manusia. Diantaranya, pudar dan menurunnya etika dalam memperlakukan alam seperti penebangan hutan yang semena-mena. Hutan menjadi gundul dan berkurangnya lahan secara signifikan. Akibatnya, suhu,  dan kecepatan angin menjadi ekstrim yang disebabkan karena rusaknya ekosistem dalam skala kecil maupun skala yang luas.

 

Masih  suasana Pandemi Covid-19, MUI mengajak 'masyarakat maupun korban bencana   NTT   agar   tetap   mematuhi   protokol   kesehatan.   Yaitu   tetap rnenjaga jarak, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan dan menggunakan masker.  Kepatuhan menerapkan protokol kesehatan dimulai dari aparatur dan tokoh masyarakat, petugas medis dan para   relawan   serta masyarakat di daerah bencana. Dengan   demikian, maka akan terhindar dari efek kerugian yang lebih besar.

 

MUI melalui Lembaga Penanggulangan Bencana Majelis Ulama Indonesia akan turut serta dalam menangani penanggulangan bencana di NTT. Pertama, yaitu melakukan koordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan badan yang menangani penanggulangan bencana, khususnya yang berbasis pada Ormas Islam maupun berbasis pada masyarakat. Kedua, akan berkoordinasi dengan MUI Provinsi dan MUI Kabupaten/Kota yang berada di daerah bencana.  Ketiga, MUI akan menyalurkan bantuan berupa sejumlah uang dari donasi  masyarakat,  kurma   dan   obat-obatan.   Keempat,   membuka   rekening   donasi   bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan melalui MUI ke rekening BNI Syariah Nomor 0997987987 a.n. Tim Penanggulangan Bencana MUI. Konfirmasi SMS/WA ke Akhmad Baidun  (+6289665721369),   Hj.   Trisna  Ningsih  Yuliati,  SE.,  MM  (+6281283808068),  dan Ferawati (+6281219584043).

Sumber: Sekretariat MUI Pusat [Hj. Trisna Ningsih Yuliati, SE, MM]

Posting Komentar untuk "Tausiyah MUI Pusat Tentang Bencana Alam Di NTT"