Kabogor.id-Kendati Nabi Muhammad Saw bukan seorang dokter, namun beliau memiliki kemampuan melakukan pengobatan yang disebut dengan “pengobatan ala Nabi” (thibbun Nabawiy). Dalam puasa, beliau bersabda: Shumuw Tashihhuw, puasalah kamu akan sehat.
Pada zaman Nabi ungkapan ini tentu begitu saja tanpa protes apalagi diterima. Hal ini, selain karena pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih sederhana, juga karena maka berdasarkan maksimal sahabat kepada Nabi, digambarkan ayat al-Qur'an pada surat an-Nisa / 4: 65, yang artinya: “demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, sehingga kemudian tidak ada rasa tidak setuju dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima sepenuhnya ”.
Namun seiring perkembangan zaman, sesuai dengan puasa dengan kesehatan ini yang menarik perhatian para ahli medis, sehingga sangat memperhatikan banyak temuan. Hasil penelitian Bastari A, dkk yang berjudul “Pengaruh Puasa Ramadhan terhadap Konsentrasi Sorotonim, Dopamin, Faktor Neurotropik yang Berasal dari Otak dan Faktor Pertumbuhan Saraf”, menyimpulkan Ramadhan dapat meningkatkan serotinin, yaitu senyawa yang meningkatkan suasana hati menjadi senang dan meningkatkan selera makan dan tidur. Itulah alasan orang berpuasa cenderung banyak tidur. Puasa juga akan meningkatkan dopamin, yaitu senyawa yang membuat hati senang dan meningkatkan pembuluh darah sehingga kejadian stroke saat berpuasa.
Kemudian penelitian Lahdimawan A, dkk berjudull “Pengaruh Puasa Ramadhan terhadap Endrofin dan Kadar Endocannabinoid dalam Serum”, menyimpulkan bahwa puasa Ramadhan dapat meningkatkan endrofin, yang membuat senang dan kebal tubuh. Ini bisa menyembuhkan dengan hadits Nabi yang mengatakan “orang yang berpuasa akan memperoleh kebahagiaan, bahagia saat menjelang berbuka puasa dan bahagia saat bertemu Allah nanti di hari kiamat”.
Perlu diketahui di sini bahwa penelitian tentang puasa dan kesehatan ini telah menghantarkan seorang ilmuan Jepang memperoleh hadian Nobel dengan teori “autophagi” nya. Menurutnya, sesuai teori autophagi ini, ketika tubuh lapar sel-sel tubuhnya juga turut lapar, dan ia akan memakan sel-sel yang tidak berguna atau yang rusak, sehingga puasa akan sehat.
Tentu banyak temuan medis kaitan puasa dengan kesehatan tersebut, seperti kesehatan pencernaan, kesehatan jantung, penurunan kolestrol, penurunan darah tinggi, keindahan kulit, dan sebagainya. Bahkan kaitan puasa dengan psikologi, yaitu orang puasa cenderung lebih memiliki daya tahan mental dalam menerima cobaan atau menghadapi tekanan. Dari banyak kasus, ternyata banyak orang melakukan puasa saat menerima musibah, seperti kehilangan orang yang dicintai.
Rangkaian uraian di atas semakin menunjukkan kecanggihan ungkapan Nabi di atas, “berpuasalah kamu akan sehat” (10 Ramadhan 1442 H/22 April 2021 M).
Posting Komentar untuk "Berpuasalah Agar Sehat"